← back to home

Why smart people are more likely to believe fake news →


…Some people are “cognitive misers”, for instance: they may have a lot of brainpower that allows them to perform well in exams, but they don’t always apply it, using intuition and gut instinct rather than reflective, analytical thinking.

Baca: punya otak tapi tidak digunakan. lebih mengandalkan insting dan perasaan, meski dia adalah lulusan S2-S3, atau kalangan berpendidikan. Belum lagi jika berita bohong/hoax itu dari orang yang kita kenal, dekat, maka seakan ada legitimasi terhadap hoax tersebut, peer validation, dan tentunya kesesatan berpikir (logical fallacy) ikut andil.

Pola yang biasa terjadi dalam penyebaran hoax ini

  1. Tidak membaca secara menyeluruh.
  2. Penggunaan gambar dalam berita palsu/hoax itu disengaja, karena otak lebih gampang proses gambar daripada membaca.
  3. Pengulangan, semakin banyak berita hoax itu didengar, diulang, berulang kali, orang cenderung akan percaya.