← back to home

Memilih apa yang tidak perlu dibaca



Photo by Habib Dadkhah

Informasi, berita, data, mengalir dengan sangat derasnya, kita bisa mendapatkan berita dari belahan dunia manapun dengan sangat cepat, di ujung jari, berita kemarin bisa jadi basi atau sudah diubah dengan status berita yang baru.

Mau cari apa saja sekarang gampang, mau belajar apa, mau memcari tahu tentang apa, gampang, dan dengan kegampangan itu semua, pertanyaan sepertinya berbalik dari bagaimana mencari informasi, menjadi bagaimana cara memilih informasi apa yang bisa atau perlu saya baca yang diyakini sumber yang benar.

Ketertarikan kita akan suatu subjek bisa jadi permulaan, misalkan karena bidang IT adalah bidang yang saya geluti sejak lama, dan dalam IT, setidaknya di dunia saya, jika informasi tersebut tidak benar, lebih mudah dibuktikannya, ada validator, komputer, apa yang ditulis satu orang tentang satu teknik programming, bisa dibuktikan dan validasi dengan mudah apa yang menjadi masalah.

Hal akan sulit dibuktikan, divalidasi, jika topik yang dibicarakan lebih ke topik sosial misalkan, atau budaya, atau mungkin agama, tidak ada ukuran pasti yang bisa dijadikan acuan, masing-masing bisa menjadi merasa benar, di sinilah saya mencoba menjauhi topik seperti ini, terutama tentang agama, gak ada ujungnya, malah cenderung menjadi sumber konflik.

Pilih mana yang tidak perlu dibaca, saring, selalu memiliki sikap skeptis yang sehat terhadap suatu pesan (whatsapp, telegram, dll), artikel atau berita.


Tags: #dailyfound, #writing, #referensi