Coba kita lihat judul-judul berita berikut,
- Saham Perbankan berguguran atau
- Pak Jokowi, Besok Data CAD Diumumkan! Jeblok Lagi Gak Ya? atau
- Toko-Toko Elektronik Sepi Bak ‘Kuburan’, Ekonomi Lesu Nih!
Apakah ada kesamaan dalam berita tersebut? iya, judulnya bombastis, dan kemudian menggiring opini untuk orang-orang hanya bisa membaca dari judul saja, dan media tahu itu, ada maksudnya kenapa judul itu dibuat besar dan tebal, menandakan itu sesuatu yang penting, maka judul adalah hal yang dibaca terlebih dahulu, soal isi? meski berbeda atau jauh, hampir tidak akan dibaca oleh orang-orang.
Buat judul seheboh mungkin, makin heboh, makin menarik orang untuk klik dan share.
Sekarang kita lihat ini
Meski di komentar orang-orang mengatakan bahwa sekarang trennya pindah, orang beli ponsel via online, sudah berkurang orang membeli ponsel secara offline datang ke toko, lebih enak, karena dikirim, dan terkadang ada promo jadi lebih murah.
Tapi tidak, akun tersebut setelah membuat “kehebohan” digambar, dilanjutkan di caption dengan tulisan “Apa ini ada kaitan dengan ekonomi yang sedang lesu?”, lempar pertanyaan yang notabene aman, karena jika ditagih data yang bisa mendukung klaimnya, bisa berkilah karena itu suatu pertanyaan, bukan suatu statement, atau hal yang didukung data.
Selanjutnya tinggal menunggu orang yang terburu-buru membagi berita itu di grsup WhatsApp, dan terciptalah traffic yang organic.
Dulu masih ingat koran yang bernama Lampu Merah, atau Lamer, dengan headline yang sangat menakjubkan.