Hingar bingar dunia kita, cepatnya informasi yang bisa kita dapat, cepatnya punya cara kita melakukan komunikasi, media yang bisa berbeda-beda, cara kita berkomunikasi makin beragam, dengan alat-alat yang beragam, bisa dari telpon bisa, komunikasi tulisan, bisa via WhatsApp, Telegram atau mungkin media sosial yang menyediakan fitur chatting.
Komunikasi bisa satu atau dua arah, skill untuk bisa berkomunikasi dua arah makin sulit, mungkin dengan seiring umur juga, makin sedikit lingkaran yang bisa dijadikan tempat untuk berkomunikasi.
Komunikasi satu arah, yang sekarang makin dipopulerkan oleh media sosial, kita terbiasa dengan menuliskan apa yang ada dikepala kita, sharing, membuat konten, tak terlepas blog ini juga, tapi dengan perbedaan yang lumayan mencolok.
Blog ini saya buat agar bisa menuliskan, menjurnalkan, menerjemahkan apa yang ada di kepala saya kedalam bentuk tulisan, satu skill yang ingin saya kuasai, dengan itulah saya coba untuk terus menulis, baik isi kepala, hal yang menarik untuk saya, atau sesuatu yang saya pikir cukup bagus untuk orang lain mengetahuinya.
Tapi ada skill lain yang lebih penting di masa-masa sekarang ini, yakni kemampuan untuk mendengar, bukan hanya mendengar suara, tapi lebih ke memahami apa yang orang lain ungkapkan, mendengar suara yang bukan hanya melulu suara kita sendiri.
Mendengar merupakan tingkatan yang lebih tinggi, di sini kita mencoba memahami, berempati, dengan apa yang lawan bicara kita sampaikan.
Skill mendengar, hanya mendengar, yang kemudian memahami, tanpa harus menghakimi, makin sulit dilakukan, di kepala kita bisa jadi banyak dimasuki asumsi, penghakiman, yang bisa jadi jauh dari kenyataan, iya, ini sering terjadi juga dengan saya.
Mendengar orang lain berbicara, memahami orang tersebut, mengerti apa maksud yang disampaikan, tanpa membiarkan ego kita menyabotase.
Tetapi ada skill mendengar yang lebih sulit lagi, yakni mendengar diri sendiri.
Pernahkah mencoba berkomunikasi dengan diri sendiri? benar-benar mengerti apa yang disampaikan secara jujur oleh diri sendiri? bukan sebuah kemauan (want) ya, tapi benar-benar apa yang dibutuhkan oleh diri kita sendiri (need).
Hal ini bisa menjadi sulit sekali, dengan banyaknya yang terjadi di sekitar kita, pikiran kita secara konstan akan terus terusik, akan terus terdapat gangguan, sampai kita benar-benar sendiri dengan pikiran kita sendiri, dan benar-benar mendengar.
Untuk beberapa orang, meditasi bisa membantu, mendengarkan nafas kita sendiri, yang kemudian mencoba sadar akan pikiran yang sedang kita pikirkan saat itu, sadar (aware) akan masa saat ini.
Ada juga yang mencoba mendengar, mengenal diri sendiri dengan melakukan perjalanan, traveling, mengembara, hanya dirinya saja, tempat dan waktu.