Baru-baru ini ketemu dengan kata Whataboutism, kata ini sudah lama digunakan, kalo menurut Wikipedia, kata ini mulai digunakan pada tahun 1970an, dan Whataboutism merupakan satu logical fallacy, kesalahan logika berpikir, dengan mengemukakan argumen-argumen yang salah terhadap suatu masalah, mungkin kalo di bahasa Indonesia, Whataboutism bisa dibebas artikan seperti membelokan masalah dengan masalah lain yang seperti berkaitan padahal tidak.
Whataboutism lebih ke penyangkalan atas suatu masalah, membandingkan masalah satu dengan masalah lain, yang dibutuhkan hanya satu persamaan, meskipun itu berbeda konteks.
Contoh, rokok, banyak artikel, referensi yang menyebutkan bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan, terutama paru-paru, jantung dan lainnya, untuk yang membela rokok habis-habisan akan melakukan penyangkalan, mungkin dengan bilang, “iya rokok berbahaya bagi kesehatan jantung, paru, tapi bagaimana dengan polusi asap kendaraan? itu juga berbahaya, kenapa mobil-mobil tidak ada imbauan mengenai bahaya mengendarai mobil bagi paru-paru orang lain?”.
Familiar dengan argumen seperti di atas?
Atau mungkin dengan kasus yang sedang ramai sekarang? Anjing yang bernama Canon, yang dimatikan untuk melancarkan apa yang disebut Wisata Halal, tidak mau ada anjing yang notabene najis jika dipegang (bukan haram ya), banyak yang protes dengan cara perlakuan aparat terhadap Canon, karena menyiksa hewan tersebut, termasuk selebritas, tapi untuk yang mendukung aksi tersebut malah membuat argumen “bagaimana dengan orang yang mengkonsumsi daging anjing? kenapa tidak ada yang protes?”, argumen tersebut tentu saja keluar konteks dan tidak nyambung, bukan fokus terhadap masalah yang ada, tapi mengalihkan ke masalah lain yang berbeda konteks.
Whataboutism juga dianggap sebagai suatu argumen kemalasan, tidak mampu berargumen yang tepat sasaran, yang lalu “mengarang” argumen untuk menyerang argumen lawan yang mungkin dikiranya nyambung, tapi keluar konteks.