Berita

Berita
Photo by Markus Spiske

Dulu (kesannya tua), cara orang-orang mendapatkan informasi sangat terbatas, kita ga perlu bahas zaman yang jauh, setidaknya seratusan tahun ini aja mulainya.

Di Indonesia sendiri, pada era penjajahan (1900an) memang koran sudah ada, meski terbatas dan tidak semua bisa menikmati, apalagi radio, belum semua orang bisa menikmati, karena dibutuhkan perangkat yang tidak murah.

Radio menjadi alat media untuk mendapatkan informasi, terlebih pada zaman menuju kemerdekaan, selain untuk informasi, juga digunakan untuk propaganda.

Read more →


Tags: #writing, #opini

Pengguna Firefox

Pengguna Firefox
Photo by Dedenf

Pengguna browser Firefox menurun dari tahun ke tahun, dan banyak berita melaporkan bahwa pengguna Firefox berkurang sampai 46 juta orang selama 3 tahun ini.

Menurut saya, ini memang akan terjadi, banyak orang menggunakan Chromium sebagai browser utama, karena browser ini sudah terinstall secara default di masing-masing smartphone, Chromium di sini bisa jadi browser Chrome keluaran Google atau browser lain yang berbasiskan Chromium, termasuk browser defaul yang ada di smartphone merek Samsung.

Belum lagi untuk iPhone, browser selain Safari tetap menggunakan engine yang digunakan oleh Safari, jadi tidak menggunakan engine bawaan masing-masing browser.

Read more →

Makanan Kadaluwarsa dan label makanan

Makanan Kadaluwarsa dan label makanan
Photo by Fikri Rasyid

Kemarin iseng liat tanggal expire dari makanan kemasan, dibandingkan dengan tanggal sekarang, ini udah lewat 2 hari lalu, dan iseng juga nyoba, cicip makanan tersebut, masih enak, ya udah, lanjut makan.

Tapi terus mikir, apa nanti sakit perut ya makan makanan yang sudah kadaluwarsa?

Ternyata tidak, entah ini keberuntungan atau ada hal lain, dan pastinya, langsung cari tahu, sebenarnya apa sih yang menjadi patokan produsen makanan dalam membuat label kadaluwarsa dalam makanannya?

Read more →

Daily found: Evolusi kerja

Daily found: Evolusi kerja
Photo by Toa Heftiba

The five-day workweek is dead

And now, more than 15 months into the pandemic, there’s a growing conversation about how American workers can take back more of their time. The trauma and disruption of the last year and a half have a lot of Americans reevaluating their relationships to work, whether it’s restaurant servers tired of risking their safety for poverty-level wages or office workers quitting rather than giving up remote work. And part of that reevaluation is about the workweek, which many say is due for a reboot.

Pandemi mengubah banyak hal, terutama dalam hal cara kita bekerja, dengan bantuan teknologi, orang yang memungkinkan untuk bekerja secara remote, bisa melakukannya pekerjaannya di rumah. Hal ini memang bukan untuk semua orang, banyak pekerjaan yang masih membutuhkan kehadiran fisik.

Kerja secara remote bukan hal baru, tapi dengan keadaan pandemi, evolusi kerja berubah lagi, dengan banyaknya perusahaan, terutama di amerika, yang melakukan pekerjaan 4 hari seminggu, tidak lagi 5 hari, hal ini berangkat dari semacam kesadaran mengenai pentinganya menjalani kehidupan, karena hidup tidak melulu soal kerja, dan mencoba mencampur kerja dan kehidupan bisa jadi tidak semua orang bisa melakukannya.

Dan kemudian ada cabang dari evolusi kerja di atas, dengan hadirnya istilah Polywork,

The Job Juggle: Gen Z and millennial employees embrace the concept of ‘Polywork’

The professional workforce, particularly millennials (aged between 25 and 40 years old) and Gen Z (up to 24 years old), is increasingly rejecting the concept of a full-time job and a single boss in favor of something that’s being dubbed “polywork,” or having multiple jobs at once.

Masih berkaitan dengan evolusi kerja, dengan teknologi juga, memungkinkan untuk pekerja untuk bisa bekerja lebih dari satu tempat kerja, berbeda dengan freelance yang bekerja dengan banyak klien, karena statusnya sebagai pekerja lepasan, sedangkan untuk Polywork, lebih ke memiliki komitmen kerja, sebagai karyawan, dengan lebih dari satu perusahaan.

Apakah akan jadi masalah? mungkin iya, mungkin juga tidak.

Selain otomasi yang membantu Polywork(er?), sehingga bisa melakukan 2 perkerjaan (atau lebih) dalam waktu yang hampir bersamaan.

Menggunakan Notion untuk menulis, jurnal, dokumentasi

Menggunakan Notion untuk menulis, jurnal, dokumentasi

Saat ini saya sangat bergantung ke aplikasi Notion ini, hampir semua yang saya tulis untuk entry blog atau sekadar membuat jurnal sekarang menggunakan Notion sebagai sarana penyimpanan tulisan-tulisan.

Sebelumnya menggunakan aplikasi Notes keluaran Apple yang sudah terinstall secara default di MacOS saya, tapi menghadapi banyak masalah dan keterbatasan, dan Notion menyelesaikan masalah yang sebelumnya muncul ketika menggunakan Notes.app.

Saya bisa menggunakan workflow yang digunakan untuk menulis, tapi juga bisa menambahkan banyak tambahan dalam penulisannya, bisa dilihat dari banyaknya project tulisan yang sedang saya buat dari tangkapan layar di atas.

Sudah diposisi dimana kayaknya ga bisa menulis tanpa ada Notion.

Terima kasih Notion!.


Tags: #writing, #review