Video sebagai pengganti membaca?

Dengan informasi super cepat, dengan waktu fokus sedikit, atau setidaknya kita merasa waktu kita sedikit, menjadikan pola perhatikan kita kacau, tidak bisa berkonsentrasi terhadap suatu hal, dengan alasan waktu.

Seperti membangun suatu kebiasaan baru, membangun kebiasaan membaca, memang hal yang tidak gampang, tidak ada reward yang didapat secara instan kalo kita membaca, yang kita lihat adalah susunan huruf yang mana harus kita proses oleh otak kita, dan itu bagi sebagian orang melelahkan…

Sekarang kita lihat blog, dan atau website-website yang menerangkan sesuatu sudah dalam bentuk video, hal visual, ada sesuatu yang dilihat, berubah, dan “dinamis”, ini adalah bentuk dari reward instan yang didapat oleh otak kita ketika mengkonsumsi video, tidak perlu mikir, visual sudah diserahkan kepada yang membuat video, sehingga kita merasa jadi lebih bisa menikmati video, dan jika ada bagian yang tidak disukai, tinggal cepatkan atau pindah ke bagian yang “menyenangkan”.

Ada hal lain dari membaca yang tidak bisa digantikan oleh video, otak kita dilatih untuk mengurai kalimat, mencerna kata, dan membuat visualisasi terhadap apa yang kita baca tersebut di otak kita, melelahkan? mungkin, tapi dengan itu otak jadi lebih terlatih, dan lebih sabar.

Daily Found: Google Podcast Web

My subscribed Podcast channel

At last, Google Podcast web version with synced with its mobile app, now it is completed, i could listen to podcast on my commuting or working out, and also could listen to my subscribed channel on my computer, and it’s all synced with its timing and listen histories across devices, i could listen on my phone, and continue on my computer.

Other podcast app (mobile or web) has this feature already built in, like Breaker, Anchor or even Spotify.

Darah Murni

Dengan adanya pembunuhan terhadap George Flyod, yang memicu protes dan kerusuhan di Amerika, karena polisi dianggap telah melakukan kejahatan, disebut memiliki alasan ras, kulit putih vs kulit hitam, yang mana kondisi ini sudah terlampau parah di Amerika, yang memiliki sejarah perbudakan, banyak manusia dari Afrika dijadikan budak untuk bekerja di ladang atau pekerjaan kasar lainnya.

Kutipan wawancara Muhammad Ali


Dan persepsi ini terbawa sampai sekarang, bagaimana orang kulit putih rasis memandang orang berkulit hitam.

Pandangan mengenai kulit hitam, terutama di amerika, lebih rendah kastanya merupakan satu bentuk rasisme, bentuk umumnya ketika memandang dan menilai orang lain berdasarkan warna kulit, asal muasal seseorang, agama, atau perawakan merupakan bentuk rasisme juga.

Di indonesia tidak luput juga dengan isu rasisme ini, di sini kita menyebutnya dengan akronim, SARA, Suku Agama Ras dan Antar golongan, banyak kasus-kasus yang terjadi juga yang melibatkan ras seseorang, saya tidak akan detil membahasnya, bisa googling kejadian di surabaya dan tempat lainnya, meski banyak yang mencoba menepis, tapi tetap itu SARA.

Hal ini kejadian juga dalam hal pernikahan, misalkan ras ini hanya boleh menikah dengan ras yang sama, kalo diluar rasnya merupakan hal yang memalukan.

Zaman dahulu hal ini mungkin lumrah karena populasi juga tidak sebanyak sekarang, dan juga menikah dengan yang secara jarak lebih dekat jadi lebih mudah.

Tapi kondisi ini menjadi ekstrem dengan argumen hanya dengan menjaga darah ini agar mencari ”murni” dengan menikahi ras yang sama, maka kasta akan tetap terjaga, dengan memiliki ras tertentu ini merasa lebih tinggi dan bisa memandang yang diluar ras-nya itu tidak berarti apa-apa, ada orang tua tega mengusir anaknya jika menikahi orang diluar rasnya, dan tindakan-tindakan ekstrem lainnya.

Istilah darah murni hanyalah ilusi, yang dianggap beberapa banyak orang sebagai suatu keharusan, atau kemuliaan jika dapat menjaganya, saya termasuk yang membenci hal-hal semacam ini, bahkan dari sisi agama tidak mengenali hal ini, karena semua orang adalah sama di depan tuhannya.


Tags: #racist, #life, #rant

Daily Found: Lunch Money

Since i’m geeking out in finance thingy, from budgeting to investing, today i came across this site, called Lunch Money, it’s a budgeting app, web app to be precise.

I’ve reviewed other budgeting app called MoneyLover at SeputarFinansial.com, i’m not going to review Lunch Money app right now, i think it’s deserve a single post reviewing the app.

lunch money

Lunch Money Dashboard

The one that strikes me is, Jen, the creator of Launch Money, she put some extensive journey of making the Lunch Money app in her blog, from designing, to launching it, it’s a well written and also exciting journey, how she designed the app, start coding, and how she chose the tech stack of her app, and i love how this app supporting multicurrency from the beginning.

Read more →

Daily Found: Negative thinking linked to dementia in later life, but you can learn to be more positive

Meski ini membutuhkan riset lebih jauh, tapi menurut saya ada kontribusi dengan selalu berpikir negatif akan berujung dengan dengki dan tidak puas akan hidup, dan kepala penuh dengan pikiran-pikiran yang tidak baik.

Negative thinking linked to dementia in later life, but you can learn to be more positive.

Berpikir negatif bisa memicu dementia dan alzheimer, yang mana saat ini penyakit ini tidak ada obatnya,

“Many people at risk are unaware about the specific negative impact of worry and rumination directly on the brain,” said Isaacson, who is also a trustee of the McKnight Brain Research Foundation, which funds research to better understand and alleviate age-related cognitive decline.

Menurut artikel tersebut, dengan mempraktekkan,

  • Selalu lihat sisi terang dari semua hal
  • Selalu berpikir positif

Dapat mengurangi risiko dementia dan alzheimer, meski itu tadi, masih butuh banyak riset, tetapi ada garis besar yang bisa ditarik, yakni dengan memenuhi pikiran kita dengan pikiran bahagia dan positif, bisa memancar ke luar dan hidup bisa lebih ringan.

Read more →