Dailyfound: 'Membantah Anggapan Lama tentang Pegawai Negeri Sipil'

Artikel yang menarik yang membahas mengenai mitos yang ada disekitar PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau sekarang dikenal dengan ASN (Aparatur Sipil Negara), artinya orang yang bekerja di lembaga atau badan negara, dipilih oleh negara, digaji oleh negara.

Untuk mitos ini, saya sering dengar, atau bahkan masih berpikir demikian, karena observasi melihat PNS di sekitar saya sendiri.

Salah satunya mengenai PNS itu santai,

Mungkin masih ada satu-dua PNS yang berkelakuan seperti itu. Namun, jangan buru-buru menyalahkan mereka juga. Jika melihat sejarahnya, PNS memang mengalami booming secara kuantitas sejak era orde baru. Pada awal orde baru PNS hanya berjumlah sekitar 400 ribu, lalu mendadak menjadi 2 juta di tahun 1980, dan meningkat tajam menjadi 4 juta-an di tahun 1993. Kenapa bisa demikian? Lonjakan jumlah PNS ini tidak lepas dari kepentingan untuk memperkuat posisi politik penguasa pada waktu itu.

Akibatnya, banyak PNS waktu itu tidak mendapatkan bagian tugas dan harus puas membaca koran dan main catur. Saat itu kondisi semacam itu tidak menjadi masalah karena kebijakan dan implementasinya sudah dirancang sedemikian rupa untuk berhasil.

Ada masalah yang inheren memang, dan mungkin untuk 2-4 generasi ini masih ada yang berkelakuan seperti ini.

Dari artikel ini ada titik terang, harapan, mengenai bagaimana PNS di masa depan.

Sederhana, tapi tidak mudah

Banyak literatur atau artikel tentang kesehatan berbicara tentang bagaimana menjadi sehat, cara-cara, tips dan lainnya, padahal isinya balik lagi ke 3 hal ini, tidur yang cukup, makan makanan sehat, dan setidaknya olah raga 3 kali seminggu.

Gampang, kan?

Memang, tapi untuk benar-benar melakukannya, itu beda cerita, dan itu sulit, ada saja hal yang jadi penghalang, atau mungkin alasan yang dibuat, ujungnya hal yang sederhana tersebut sulit untuk dikerjakan.

Kenapa hal yang mudah justru menjadi hal yang sulit dilakukan? kurangnya motivasi, dan juga kurangnya insentif bisa menjadi sumbernya.

Untuk saya, hal yang sulit itu untuk bisa konsisten berolahraga, pastinya tahu keuntungan olahraga untuk kesehatan, hanya saja untuk bisa melakukannya dengan konsisten menjadi tantangan tersendiri.

Atensi

Zaman dulu, anak kecil akan mencoba menarik perhatian orang lain bisa dengan menangis, tantrum, sampai mendapatkan perhatian dari orangtuanya atau orang sekelilingnya, bisa itu ingin suatu barang atau hanya ingin perhatian saja.

Zaman sekarang, tidak banyak yang berubah, tapi media dan jangkauannya menjadi lebih luar, sekarang orang bisa mengharapkan atensi dengan mudah, dan bisa menjangkau luas, bahkan seluruh dunia, dengan bantuan internet.

Masih ingat dengan berita heboh 2 remaja naik tower hanya demi konten, tidak mengindahkan keselamatan diri sendiri dan orang lain, dan juga pemilik tower tersebut.

Atau yang baru lalu juga, kuburan Vanessa Angel diserbu oleh para pemburu pembuat konten youtube, orang-orang disebut sebagai content creator ini bisa dengan cueknya membuat konten yang tidak bermoral, tidak mendidik, demi perhatian.

Yang dicari adalah atensi, perhatian, berharap konten yang dibuat bisa viral, bisa menjadi youtuber-youtuber ternama yang sudah lebih dulu tenar, bermimpi bisa menjadi terkenal dan banyak uang, atau mungkin sederhananya hanya ingin terkenal, dan bisa memuaskan ego.

Banyak cara-cara lain yang dilakukan orang-orang demi bisa terkenal, dari mulai membuat sesuatu yang kontroversional, bisa ucapan, atau bahkan baju, atau lebih lagi bahkan tidak pakai baju, berani dilakukan agar bisa terkenal.

Atensi ini ada “nilai ekonomi”, baik langsung maupun tidak langsung, bisa berupa materi, atau bentuk perhatian, atau juga sebagai strategi yang digunakan secara perlahan untuk membangun image, semua ada motivasinya, dan atensi ini bisa bikin kecanduan.

Menulis secara konsisten itu sulit, dan menulis konsisten tulisan yang bagus lebih sulit lagi

Menulis secara konsisten itu sulit, dan menulis konsisten tulisan yang bagus lebih sulit lagi
Photo by Clark Tibbs

Membuat tulisan yang bisa dihasilkan secara konsisten itu sulit, kalau hanya sekadar menulis “tanpa makna” mungkin bisa aja, tapi tetap saja meski menulis “tanpa makna”, melakukan hal itu secara konsisten tetap suatu hal sulit, apalagi menulis tulisan yang bagus, berguna, untuk diri sendiri atau orang lain.

Meski saya menulis dibeberapa tempat, seperti Seputar Finansial, Seputar Investasi, Investasi ETF dan di blog ini, tulisan di tempat-tempat tersebut terkadang banyak, terkadang sedikit, di blog ini saja misalkan, terakhir menulis adalah bulan lalu.

Baik itu artikel, atau jurnal kecil, atau yang lebih besar lagi, menulis buku, setidaknya kita sendiri bisa mengerti apa yang kita tuliskan, terkadang ketika ada ide, terus menulis, besoknya dilihat lagi, kita sendiri gak kenal atau ga ngerti tulisan kita sendiri apaan, hal ini membuktikan tips copywriting dari David Ogilvy yang pernah bilang,

Never send a letter or a memo on the day you write it. Read it aloud the next morning—and then edit it.

Penilaian untuk hasil yang bagus, tidak bagus, sepertinya ini terkadang terlalu subjektif, tergantung orangnya, menulis tentang budgeting misalkan, untuk beberapa orang mungkin berguna, tapi untuk orang lain, mungkin tidak, karena budgeting membosankan, dan saya sendiri tidak terlalu khawatir mengenai ini, yang penting bisa terus menulis.

Begitu juga kalau menulis tentang engineering, menulis tentang Kubernetes belum tentu menarik untuk engineer yang coding, atau database engineer.

Saya sendiri percaya, skill menulis ini skill yang harus terus dilatih dengan sering-sering menulis, skill akan terus membaik seiring waktu, dan topik bahasan yang kita tulis biasanya ada proses riset, membaca, pembuktian, dan seiring dengan seringnya melakukan ini, kemampuan kita dalam menulis, mengkonversi pikiran dalam alam pikiran ke dalam bentuk tulisan yang bermakna akan terus bertambah, iya, saya percaya itu, makanya sebisa mungkin terus menulis, apapun medianya.

Mencari Buku (bekas)

Mencari Buku (bekas)

Buku, untuk saya, menjadi salah satu sumber ilmu, alat untuk mengenal dunia, gerbang menuju alam pikiran yang tak terbatas, juga bisa menjadi “pelarian” dari dunia nyata, ada fakta, realita, imajinasi, fiksi, bisa beradu campur aduk dalam buku.

Dan saat ini sedang seru berburu buku bekas yang dijual di internet, dan hal ini kadang menambah ilmu buku-buku apa yang orang-orang beli, ada satu akun instagram yang saya ikuti dan akun tersebut menjual buku bekas (ada juga buku baru), tetapi buku bekas memiliki daya tarik sendiri, setidaknya menurut saya, selain harganya menjadi murah, kita bisa jadi tahu apa yang menjadi alam pikiran orang-orang ketika membaca buku tersebut, terkadang saya menemukan “harta karun”, pikiran-pikiran yang ditulis oleh pemilik sebelumnya, seperti misalkan photo yang saya pasang di atas.

Buku di atas adalah buku bekas, novel yang bercerita tentang opresi pria terhadap wanita, berjudul The Handmaid’s Tale.

Hal lain yang dilakukan tentunya, ketika akun instagram yang jual buku tersebut mengeluarkan daftar buku-buku yang dijual minggu itu, lihat komparasi, terus lihat juga review buku tersebut di Goodread.